Warning: define(): Argument #3 ($case_insensitive) is ignored since declaration of case-insensitive constants is no longer supported in /home/distributorharga/public_html/wp-content/themes/vw-event-planner/functions.php on line 197
6 Alasan Lantai Harus Kokoh Pada Gedung Produksi | Distributor Harga

6 Alasan Lantai Harus Kokoh Pada Gedung Produksi

Bangunan tinggi harus memiliki pondasi yang kuat. Tiap bangunan memiliki beban yang berbeda-beda. Daerah yang banyak dilalui orang dan barang berat tidak bisa diperlakukan layaknya buat konstruksi rumah biasa. Seperti Gedung produksi yang menampung bukan hanya mesin berat namun juga peralatan konstruksi yang tidak kalah beratnya.

Alasan Lantai Harus Kokoh Pada Gedung Produksi

Memperkokoh Lantai di Gedung Produksi Karena Alasan Ini

Gedung yang meproduksi berbagai produk pasti memgunakan mesin dan dilalui alat angkut yang berat. Terlebih lagi beban karyawan yang banyak menambahkan berat yang harus dapat ditopang oleh lantai. Selain pondasinya yang dalam dan kuat lantai pun harus kokoh.

1. Lantai Bisa Retak 

Bila lantai tidak dapat menampung beban berbagai benda diatasnya, maka ada kemungkinan lantai bisa retak. Bila hanya berbentuk retakan rambut dan tidak terlalu besar mungkin bisa diabaikan. Namun retakan besar bisa menyebabkan lantai amblas dan ruang kerja menjadi terganggu. Tak bisa dipungkiri kelayakan ruang kerja sangat penting bagi para pekerja dan juga perusahaan,

2, Proses Produksi Terganggu

Lantai dibawah mesin amblas karena mesin keberatan. Ini lah yang jadi sebab, pembuatan gedung produksi tidak cukup hanya menggunakan pondasi kuat saja. Pemberian lapisan floor hardener sika yang bikin lantai jadi lebih keras adalah tambahan yang sangat penting untuk lantai yang akan menampung beban berat. Mesin bisa rusak, area kerja karyawan bisa terhambat. Proses produksi bisa bukan saja menjadi lebih lama namun bisa terhenti sama sekali.

3. Bangunan Bisa Roboh

Bila retakan dibiarkan maka ada berbagai sekenario yang lebih fatal terjadi. Bangunan bisa roboh karena kurangnya perhatian kala pembangunan. Alasannyapun bermacam-macam. Bisa karena material tidak kuat, ada kesalahan perhitungan, pondasi terlalu lemah atau beban melebihi kapasitas yang direncanakan. Selalu memperhatikan desain awal agar tidak jadi over dari perkiraan ketika konstruksi awalnya dibuat.

Baca juga: Walaupun Tampak Sama,Pernis dan Plitur Berbeda

4. Biaya Perbaikan Tak Terduga

Lantai yang kuat bisa memperlancar proses produksi. Adanya kerusakan karena lantai kurang kokoh bisa menyebabkan adanya pengeluaran tidak terduga. Biaya perbaikan lantai yang rusak bukan saja menghambat kegiatan produksi. Tapi juga merupakan biaya yang merugikan bagi perusahaan. Apalagi bila ternyata konstruksi terbukti terlalu lemah dan perlu perbaikan besar-besaran layaknya pembanguna ulang. Pengeluaran yang harus dikeluarkan jadi semakin membengkak.

5. Inspeksi Kelayakan Gedung Yang Bermasalah

Jangan lupa bahwa setiap wilayah kerja yang melibatkan orang banyak ada uji kelayakannya. Bida dari badan keselamatan kerja karyawan atau instalasi lainnya. Karena area kerja yang melibatkan benda berat memerlukan ruang kerja yang selalu dimonitor dan dipantau. Jadi, adanya lantai yang tidak kokoh dapat mempengaruhi nilai inspeksi yang mengharuskan adanya perbaikan segera.

6. Keselamatan Kerja

Gedung prodksi melibatkan peralatan berat dan berbagai bahan kimia, tergantung dengna produk yang dihasilkan. Jadi lantai yang bermasalah bisa dikategorikan hal berbahaya untuk keselamatan kerja. Lantai menjadi tidak rata dan alat pengangkut bisa oleng dan keluar jalur. Jadi tidak pernah menganggap sepele kerusakan yang ada dalam ruangan. Walau terlihat seperti hal yang tidak penting. Semua saling berkaitan.

Penggunaan material dan peralatan seperti alat pemadat dan sika floor hardener hanyah sedikit dari berbagai tambahan konstruksi yang dapat menambah ketebalan lantai. Semua digunakan agar pondasi kuat dan seluruh hal yang disebutkan diatas tidak menjadi kendala pada bangunan untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai bagian dari perusahaan.